Minggu, 21 Oktober 2012

Kumpulan Karya Sastra


Kumpulan Karya Sastra

“1 Batang”
1 Batang
Tersesat tanpa kawan
Terhina tanpa harta
Terinjak tanpa jabatan
Hanya kesepian meniup raga
Memandang mereka yang lebih
Mendengar tanpa berkata, Ya Alloh…..
Menanti percikan harapan !


“Pengorbanan berlimbah lelah”

Waktu hanya berjalan searah
Namun bukan garis yang lurus
Belokan tajam yang mengagetkan
Sering menerpa setiap jiwa
Terkadang hanya pahit yang datang menghadang
Bukan kata “terkadang” gambarkan realita
Namun itulah nyata pada bangsa ini
Yang buat mataku ngilu
Memandang petani dan buruh sayu
ratapi ketidak adilan hak mereka
biji pemberontakan mereka tertanam
hasilkan pengorbanan yang berlimbah lelah
hatiku telah terdongkrak
membakar semangat tuk tegakkan hak
memberontak pemerintah yang hanya memerintah
katanya hanya gincu dalam nyata
tak mampu buktikan yang mereka gemborkan
tekat semangat berkobar
membakar jiwa agen perubahan
hingga mampu tumbangkan penindasan
tegakkan hak-hak kaum terinjak
namun tanganku mulai lemas
melakukan pembelaan kaum tertindas
saat hati mencoba berusaha
tuk memproduksi keadilan
tapi hanya berlimbah kekecewaan
saat menanam tekat
mencari jalan terang buat bangsa
tapi hanya tumbuhkan nalar hedonis
pada jiwa yang dulunya kritis
mata menangis bagai gerimis
sesal atas darah yang terbuang sia-sia
namun apa daya jika hati tak mampu bergerak
menyuruh raga tuk bertindak
buat apa banyak baca buku
jika hati ini tetap tak sudi peduli
pada petani-buruh yang ternodai


“Semangat kawan!”

Bakarlah semangatmu wahai kawan
kadang,,
hidup itu hanya untuk berjalan
kadang kita takut memutuskan, ragu-ragu, atau bahkan tengah tersesat
tapi bagaimanapun juga, hidup terus berjalan, tak cukup beri waktu berpikir
maka pilihlah yang ada di hadapanmu, atau segalanya lenyap seketika itu juga
ya, kawan, hidup itu terus berjalan!
maka melangkahlah dengan gagah berani, jangan berhenti!
bersemangatlah!
Biarkan nyala semangat itu menerangi terus nyali mu
“Laut dan Bumi samosir”
tepat dimana matahari
mengarah pulang
kayu-kayu kering bercerita tentang
alam yang kian goncang…

mengapung ia terbawa
arus air pasang,
merangkak kedaratan
meluluh lantahkan disekitar bumi samosir…

mengangis lagi,
ada yang mati lagi,
tersadar kembali,
bahwa TUHAN benar-benar menyaksikan panggung kita…

tanyakan pada pamanmu..!

dosa apa hingga bapak dan ibu
secepat waktu meninggalkanmu
hilang tersapu
memangkas hatimu yang kuterka remuk disangsi awan kelabu…

bergigil disekitar dingin malam
tak rubah kini kau rasakan dalam tenda penampungan,

tiada tahu kau tentang esok hari
taklah mengerti apa yang kau rasakan di masa
depanmu nanti…

hati yang kini yatim piatu
jadikanlah kedalam kerendahannya,
usahlah menangis lagi
jamu saja esok dengan senyummu yang secerah pagi…

saudaraku,..!

kutuliskan karya ini untukmu
semoga dapat menghapus sedikit air
yang tumpah diujung matamu…
lalu
sampaikan salam pada ibu dan bapak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar