Minggu, 21 Oktober 2012

Kumpulan Puisi-Puisi


Kumpulan puisi-puisi

“Mimpi”

Aku menanti
Sang penguasa batin
Impian setiap hari
Membuatku tak karuan
Insan imajinasi
Tanpa ada dalam nyata

Menjalani hari dengan bayangmu
Serasa hidupku tentram
Izinkanku memelukmu dalam mimpi
Dekapan kalbu yang begitu hangat
Sehangat fajar menyambut pagi
Ku menyambutmu dalam mimipi

Mimpi itu,,
Buatku terpaku
Mematung bagai batu
Rindu akan dirimu
Yang hanya datang dalam mimpi

Ah.. aku hanya mimpi
Kasih yang tak ada
Tanpa raga
Namun.. jiwanya seakan abadi dalam hati
Mengisi tempat paling dalam

Ku tersadar..
Kau khayalanku
Hanya objek dalam tulisan ku
Yang tak pernah ada di kehidupan luar kertas
Kau hanya mimpi
Menginspirasi hidup ini


“Melepas Kabut Hitam"

Pagi terasa bagai malam terbias
Gelap tanpa cahaya walau terlihat sang mentari
Mungkin mata melihat jelas
Namun hati tertutup kabut sedih

Entah mengapa gumpalan itu semakin menjadi
Kian menutupi mata hati ini
Kadang ku terbawa emosi
Ingin ku menjerit melepas perih

Hidupku memilukan!!!
Penuh sayatan luka yang mendalam
Semua menyakitkan!!!
Membawaku jatuh di ruang yang hitam

Tak ingin aku menyimpan dendam padamu
Tak mau kau merasakan apa yang ku rasa
Cukup hanya aku dan hatiku yang tahu
Biarlah menjadi dogeng dalam himpitan tawa

Ku buang lembaran kisah tentangmu
Ku hapus ingatan senyum manismu
Ku ingin melupakanmu!!!
Ku ingin lepas darimu!!!


“Menepis Sembilu”

Damai luka tersirami angan bahagiaku kali ini
Amat ku rasa, seperti tak bernyawa detik ini
Tak ada lagi..
Memang tak berbekas lagi..

Hanya kenangan hancurnya masa depan hati
Ku fikir lebih baik aku terhempas
Dan kian menjadi butiran angan yang pudar

Biarkan aku berdiri dengan angin kesendirian
Sembiluku tak mampu menepis..
Sembiluku meretakkan jiwa hati..
Yang seakan hancurkan hati kecil damaiku

Namun terkadang aku bermimpi pahitnya hidup di masa ini
Mungkin aku hanya tertunduk lemas di bawah derasnya hujan siang ini
Semua tak bisa ku luapkan dalam hati

Hatiku saat ini hanya bisa menangis kian menjerit tangis yang makin makin menjadi
Seakan aku pasrah akan duniaku..
Aku mencoba bangkit namun kakiku patah
Semua lenyapkan rasa hasrat manisku..

Damaiku teraniaya di lautan ombak aku seakan akan melambaikan damai ku..
Mungkin saat ini aku hanya butuh sesaat waktu

Di kala tumpukan pasir kini penghalang dari titik pendamaianku
Apakah surga akan siap menampungku
Ku rasa tak sanggup atas sembilu yang kian menerpa kehidupanku

Membuat aku lemah tak berdaya hasratku ingin menangis lebih lebih dalam..
Aku sejenak berfikir aku ingin melabuh di keabadian
Tak lagi ada seorang pun yang akan mengkhianati hasrat jiwaku..
Aku pergi dengan senyum tulus kepedihan


“Bolehkah Jerit Tangisku Ini Meluap?”

Aku tak tahu harus memanggil siapa?
Di saat tubuh mungil ku terhempas disudut jendela tak berkaca
Di saat hatiku juga tak punya hasrat melihat dunia
Kebahagiaan ku yang mulai redup kebahagiaan

Redupannya kini kian semakin pudar tak tersisa lagi
Aku hanya bisa menahan napas dalam
Aku hanya bisa tertunduk lemah seakaan aku tak lagi bernyawa

Tak mampu memang..
Aku sungguh tak mampu apa-apa lagi..
Selain jeritan air mata yang mulai deras membasahi liku pipi
Karna aku tak bisa lagi ungkap kan apa-apa

Hasrat jiwa ini benar-benar tak tahu andai apa yang akan terjadi
Semua kan kelak menghancurkan perasaan hatiku
Ku hanya bisa membara di atas gelombang pahitnya damai hidup
Pahit yang ku sertai jerit tangisku

Dan sejenak aku luangkan waktu
Untuk mencoba berfikir dan berfikir
Semua ini apa?

Hati kecilku hanya bisa menangislah menangislah
Keluarkan jeritanmu sehingga meluap bagaikan meluapnya kesabaranmu saat ini
Hanya bisa termenung batinku menerimaa

Ku lihat jembatan kebahagiaan tlah menjeputkan dengan berjuta senyuman manis itu
Tapi kaki ku tak berdaya ingin bangkit kesana
Aku masih menangisi semua hasrat bebanku

Aku tak bisa..
Angan-anganku kini sejenak berputar untuk abaikan kebencianku..
Mungkinkah aku bisa menggapai jembatan kebahagiaanku..

Ku buka mataku..
Seakan-akan saat itu matahari menjadi saksi..
Dari bangkitnya aku dalam pedih hidup ku..

Semua terasa damai saat itu..
Semua seakan memberhentikan jeritan tangisku..
Yang tadi kian memecahkan seluk beluk kehidupanku..

Angin damai menjemput seakan berkata
"SEMANGAT LAH SEMUA KAN BAIK-BAIK SAJA" Aku seraya menyimpan di lubuk hati
Aku bangkit walau sedikit meneteskan air mata


“Menyerah Akan Senyummu”

Pernah kau berfikir.
Bahwa tatapan mu.
Tatapan maut.

Membuatku selalu kaku.
Ku menyerah.
Semua membuatku gila karna kamu.

Rasanya ku terjebak parasmu.
Ku menyerah padamu yang selalu membuatku merasa melayang hingga atmosfer bumi.
Menggelepar bagaikan ikan yang kehilangan air.

Seperti aku gelisah satu hari tanpa ada suara beningmu di telingaku.
Wujudkanlah kedamaian dengan hati suci.
Untuk menatap indahnya masa depan.
Di saat aku menemanimu hingga hayatmu tak bernyawa lagi.

Betapa ku menyerah.
Saat bertemu kau taburi senyum indah itu.
Membuat nadi tak berdenyut dan kembali berdenyut lagi.
Mungkinkah dikau pelipur rasa gundah hati ini.

Ku kan mencoba berdoa agar aku bisa mencinta selalu bersamamu.
KU MENYERAH AKAN SENYUM BIBIR TIPISMU.


“Bawa Aku Kembali”

Bila ada tawa di dunia ini
Maka ada tangis di sampingnya
Bila ada keberhasilan di dunia ini
Maka ada kegagalan di sampingnya

Bila aku bia memilih antara sekarang dan masa lalu
Aku ingin kembali ke masa lalu
Masa dimana aku masih hidup tanpa rasa sakit
Masa dimana aku masih bisa menangis karena haru
Bukan karena kesedihan melihat tangis orangtuaku

Tuhan...
Hidupku mungkin hanya sesaat
Namun biarkanlah hidupku menjadi cahaya bagi mereka
Bagi siapapun yang kucintai
Bawa aku kembali

Tuhan...
Dalam masa indah itu walaupun hanya sesaat


“Syairku Berbicara”

Tak akan ada pipi memerah
Tak ada luka berdarah
Hanyalah sekedar kata
Kata-kata yang berirama

Meski tak sempurna
Kuhanya ikut ramaikan warna
Merah, hijau, kuning, jingga
Kulukis segala rasa

Bukan karena dusta
Bukan pula untuk tepuk tangan
Izinkan sebait, dua bait kata
Syairku berbicara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar